Perkenalkan Nama gw Andika ( nama samaran )! Gw baru lulus kuliah dan
kepengen sekali menjadi seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil ) masa depan
cerah gitu kata orang! menjadi PNS merupakan impian bagi sebagian besar
orang! Bergagai cara dilakukan agar bisa lolos tes CPNS. ikut bimbingan
tes CPNS, mengasi uang pelicin, menyewa joki, sampai ke dukun sekalipun
akan dilakukan. Entah karena putus asa setelah beberapa kali gagal dalam
tes, akhirnya gw juga memakai jasa dukun atau orang pintar dan bukan
mak errot lho. Menurut info yang gw peroleh dari sahabatku , ada seorang
dukun di pinggir kota yang dulu pernah meloloskannya menjadi PNS.
Begini cerita seks nya. Malam itu gw sendirian pergi mencari rumah dukun
itu. Setelah sempat muter-muter nanya sana-sini, akhirnya gw tiba di
sebuah rumah sederhana yang nyaris tidak terlihat dari jalan raya.
Halamannya yang luas dan tertutup rimbunnya pohon-pohon mangga membuat
suasana menjadi sejuk dan tenang. Setelah beberapa kali mengetuk pintu,
seorang wanita setengah baya dengan senyum ramahnya membukakan pintu.
“Permisi, apa benar ini rumahnya Mbak Ayik ( nama samaran juga )?” tanya
kemudian.
“Oh iya, saya sendiri. Silakan masuk, Pak!” Setelah dipersilakan duduk,
tanpa basa-basi gw segera memperkenalkan diri dan langsung mengutarakan
maksud kedatanganku.
“Ooo, jadi Pak Andika ini juga pengen jadi PNS tohhhh?”
“Iya Mbak! Saya juga sudah membawa sebotol madu murni sebagai syarat,
seperti yang dikatakan teman saya.” Gw menyodorkan satu botol madu murni
kepada Mbak Ayik .
“Kalau begitu, silakan Pak Andika ikut saya ke dalam!” Mbak Ayik
beranjak dari duduknya sambil membawa botol madu yang gw berikan tadi.
Beliau berjalan menuju ke sebuah kamar di ujung ruangan. Dari belakang
gw membuntutinya sambil memperhatikan gerakan pantat montoknya yang
membuatku menelan ludah.
Sesampainya di dalam ruangan yang redup itu, Mbak Ayik menutup pintu dan
menyuruhku membuka pakaianku.
“Maaf ya Pak Pak ! Tolong pakaiannya di lepas dan silakan berbaring di
ranjang itu! Kita akan segera memulai ritualnya!”
“Semuanya, Mbak?” tanyaku malu-malu.
Mbak Ayik tersenyum, “Pak Andika gak usah malu. Anggap saja saya tidak
ada. Toh ini kan juga demi cita-cita Pak Andika !” Mbak Ayik benar,
pikirku. Lagi pula gw sudah terlanjur datang ke sini, jadi gw tidak
perlu malu lagi.
Sementara Mbak Ayik menyiapkan kelengkapan ritual, gw segera
menanggalkan semua busanaku kemudian berbaring di atas ranjang yang
tidak terlalu empuk itu. Beberapa saat kemudian, dengan sebotol madu di
tangannya, Mbak Ayik datang dan duduk di sampingku. Sesaat gw sempat
melihat Mbak Ayik mengamati tubuh telanjangku. Pandangannya terkesan
liar, seolah tengah melihat ayam panggang yang siap untuk di santap.
Dengan duduk bersimpuh di sampingku, Mbak Ayik mulai menuangkan madu
murni itu ke sekujur tubuhku. Gw memejamkan mata saat tangan lembut Mbak
Ayik mulai menyentuh dada gw, meratakan madu yang lengket itu ke setiap
sudut tubuhku. Jemarinya yang lentik dengan lihai menari-nari,
meremas-remas dada bidangku dan putingnya, dan mempermainkan bulu-bulu
halus yang tumbuh di atasnya. Gw menggigit bibirku sendiri, mencoba
mengendalikan aliran darahku yang bergejolak menuju ke arah pangkal paha
gw.
“Pak Andika sudah punya pacar?” tanya Mbak Ayik memecah keheningan.
“Eh, saya baru menikah enam bulan yang lalu, Mbak!”
“ehmmm… jadi masih pengantin baru to! Wah, lagi panas-panasnya dong, Pak
!” kata Mbak Ayik meledek.
“Ah, Mbak Ayik ini bisa saja!” Tanpa sengaja tanganku menyentuh lutut
Mbak Ayik ketika beliau memindahkan tanganku yang tadi menutupi
kemaluanku. Gw juga sempat melirik pahanya yang sedikit tersingkap. Wah,
mulus juga pahanya, pikirku. Tanganku jadi betah berlama-lama di atas
paha mulus itu. Mbak Ayik membiarkannya ketika tanganku mengelusnya.
Bahkan beliau malah melebarkan pahanya. Seolah memberikan tanganku
peluang untuk bergerak menelusuri paha bagian dalamnya.
Darahku semakin mendidih manakala dengan lincahnya jemari Mbak Ayik
turun ke perutku, membelai bulu-bulu halusnya dan memijat perutku, yang
keras dan liat.
“Wah… badan Pak Andika kekar juga yah? Tinggi lagi. Pasti Pak Andika
rajin olah raga.”
“Ya, setiap enam hari dalam seminggu, setiap pagi dan sore saya usahakan
untuk olah raga meskipun hanya sejam. Biasanya sih saya rutin fitnes.”
“wahhhh.. pantesan adik Pak Andika gede!”
“Maksud Mbak Ayik , adik yang mana?” tanyaku pura-pura bodoh.
“Maksud saya adik yang ini…..” kata Mbak Ayik sambil meremas
kejantananku tanpa rasa canggung. Ada rasa kaget sekaligus senang dengan
perlakuan Mbak Ayik . Beliau dengan lembut melumuri kejantananku dengan
madu, kemudian mengocoknya pelan.
“opsttt … Mbak! Enak…!” gw melenguh nikmat. Gw juga semakin berani
dengan menyingkap roknya dan memilin pahanya lebih jauh lagi. Dan
ternyata Mbak Ayik menanggapi positif tindakanku itu. Terbukti dengan ia
sedikit mengangkat pantatnya agar gw bisa mencapai pangkal pahanya.
Wow! Sekali lagi gw terkejut sekaligus senang manakala tanganku
menyentuh rambut-rambut halus di antara pangkal paha Mbak Ayik .
Ternyata beliau sudah tidak memakai celana dalam.
Perlahan-lahan gw mulai menggosok bibir memek Mbak Ayik yang sudah basah
itu dengan jariku. Mbak Ayik bertambah kelojotan dan semakin
bersemangat mengocok batang kontolku. Perlahan-lahan batang kejantananku
itu mulai membesar dan mengeras. Tanpa rasa jijik, Mbak Ayik mulai
menjilati sisa-sisa madu yang menempel di sekitar pangkal paha gw,
melumat buah zakarku, kemudian bergerak naik menyapu urat-urat kontolku
yang sudah bertonjolan.
“Gimana Pak Pak ? Enak kan?” tanya Mbak Ayik di sela-sela aksinya.
“Ahh… nikmat banget Mbak! Saya belum pernah merasakan senikmat ini!” Gw
memang belum begitu berpengalaman dalam hal sex. Selama berhubungan
dengan isteriku, kami hanya melakukan dengan cara konvensional saja.
Namun kali ini Mbak Ayik memberikan pelajaran baru yang ekstrim. Ekstrim
enak… Terbukti ketika Mbak Ayik dengan lembut memasukkan ujung kontolku
ke mulut mungilnya, langsung saja berjuta kenikmatan menghampiriku.
“ohhhhh..yeahhh nak, Mbak!” nafasku semakin memburu. gw merintih-rintih
nikmat, namun Mbak Ayik masih asyik mempermainkan kontolku di dalam
rongga mulutnya. Gw juga semakin berani. Kutarik roknya sampai terlepas.
Bahkan Mbak Ayik juga turut melepaskan kaosnya sendiri. Gila! Di
usianya yang sudah tidak muda lagi, ternya Mbak Ayik masih memiliki
tubuh yang bagus. Kulitnya putih mulus, Tokednya yang kencang dan
montok, serta pantatnya yang bulat menggemaskan membuatku seolah ingin
mengunyahnya. Oh, sungguh seksi sekali dukun ini.
“wakzzz…. kontol Pak Andika memang luar biasa besarnya. Hhhmmmm…. saya
memang sudah lama mendambakan kontol sebesar ini.Hhhmmm…!” dengan rakus
Mbak Ayik kembali melumat kejantananku. Kali ini beliau mengangkangi
tubuhku dan menyodorkan memeknya tepat ke wajahku. Dengan naluriku, gw
mendekatkan mulutku ke memek Mbak Ayik yang merekah merah. Bau harum
yang keluar sangat merangsang syaraf otakku untuk menjilatnya.
Perlahan-lahan kujulurkan lidahku, dan kusapu permukaan memeknya dengan
lembut.
“ohhhhh..yahhhhh… begitu Pak ! Jilat terus punya saya….!Oooghhh…tuhan!”
Mbak Ayik bertambah semangat mempermainkan kontolku di dalam mulutnya.
Sementara tangannya mengocok batang kontolku, kepalanya juga bergerak
naik turun. Sesekali beliau menyedot-nyedot ujung kontolku kuat-kuat.
Cukup lama kami dalam posisi ini, saling menjilat, mengulum dan mengocok
kemaluan masing-masing.
Berapa saat kemudian Mbak Ayik melepaskan kulumannya.
“Gimana, Pak Andika Suka kan?” tanya Mbak Ayik sambil tersenyum pada gw.
Gw hanya mengangguk pelan sambil menikmati jemari Mbak Ayik yang masih
memijit-mijit batang kontolku.
“Berdasarkan pengamatan saya, kebanyakan orang yang mempunyai kontol
besar mempunyai keinginan yang besar pula. Saya yakin, kali ini Pak
Andika pasti akan bisa jadi Pegawai Negeri.” kata Mbak Ayik menjelaskan.
“Tapi sekarang, biarkan saya bersenang-senang dulu dengan kontol Pak
Andika yang besar ini!”
Mbak Ayik mengambil posisi duduk di atas paha gw. Perlahan-lahan beliau
meraih kejantananku dan membimbingnya menuju ke liang sugawinya yang
sudah basah. Dia terlihat meringis saat ujung kontolku mulai memasuki
memiawnya yang hangat.
Entah karena memiaw Mbak Ayik yang sempit, ataukah karena kontolku yang
besar, proses penetrasi itu berjalan dengan lambat namun nikmat. Mbak
Ayik tampak susah payah berusaha agar batang kontolku bisa masuk utuh ke
dalam memiawnya. Sampai akhirnya…
“Aaougghh…. aduh Pak Andika ! Gede banget kontolmu!” tubuh Mbak Ayik
yang mulus tampak berkilat-kilat oleh cucuran keringatnya. Beberapa kali
ia menghirup nafas dalam-dalam sambil membiarkan batang kontolku
terbenam dalam rongga memeknya yang sempit. Beberapa saat kemudian Mbak
Ayik mulai beraksi. Dengan kedua tangannya bertumpu pada dada bidangku,
beliau mulai mengayunkan pantatnya naik-turun.
“uuhhhhh… ohhhhhhhh…!” Gw mendesah-desah keenakan. Kedua tanganku
memegang pinggul Mbak Ayik untuk mengatur gerakan naik-turunnya.
Sesekali tanganku juga merayap naik, menggapai dua buah benda kenyal
yang melambai-lambai indah seiring dengan gerakan naik turun tubuhnya.
Dengan liar Mbak Ayik menghentak-hentakkan pantatnya, meliuk-liuk di
atas tubuhku, seperti seekor ular betina yang tengah membelit mangsanya.
Terkadang beliau juga membuat goyangan memutar-mutar pantatnya sehingga
jepitan memeknya terasa mantap. Batang kontolku terasa seperti di
pelintir dan dipijit-pijit di dalam lubang kenikmatan itu. Terasa sangat
hangat dan nikmat. Ooouuuhhh…
Semakin lama gerakan Mbak Ayik semakin liar tak terkendali.
Menghujam-hujam kejantananku semakin dalam dan mentok sampai dinding
terdalam rongga memeknya. Nafas kami juga semakin memburu, seperti bunyi
lokomotif tua yang berjalan dengan sisa-sisa tenaganya.
“Oh, Pak Andika …, saya…sudah…nggak kuat…lagi…!
Mbak Ayik menjerit nikmat berbarengan dengan muncratnya magma panas dari
dalam rahimnya. Beliau mencengkeram kuat-kuat dada gw. Seolah ingin
menancapkan kuku-kukunya ke dalam bukit dada gw.
“Ooohhh… sebentar lagi Mbak! Saya juga sudah mau keluar… ooohhh…
yeaahhh….!”
Gw juga mempercepat gerakanku. Meskipun Mbak Ayik terlihat lelah, namun
gw masih bisa menopang tubuhnya dan menggerakkan pinggulnya ke atas dan
ke bawah. Beberapa menit kemudian, gw merasakan batang kontolku semakin
mengencang dan mulai berdenyut-denyut. Gw segera mempercepat gerakanku.
Kuhentak-hentakkan tubuh Mbak Ayik . Bunyi berkecipak semakin terdengar
nyaring. Sampai akhirnya…..
“Saya… keluar Mbak! Oogghhh…!” gw meregang nikmat bersamaan dengan
menyemburnya sperma di dalam rongga kenikmatan Mbak Ayik . Seketika
tubuhku lemas. Gw sudah tak mampu lagi menopang beban Mbak Ayik yang
berada di atas tubuhku. Beliau ambruk menindih tubuhku sementara batang
kejantananku masih tetap menancap di memeknya yang hangat. Dalam hati gw
kagum dengan wanita ini. Beliau telah memberikan pengalaman baru dalam
bercinta. Belum pernah gw merasakan pengalaman senikmat ini dalam
berhubungan sex.
“Pak Andika memang benar-benar hebat!” kata Mbak Ayik sambil membelai
dan sesekali menciumi bulu-bulu halus di dadaku.
“Mbak juga hebat! Belum pernah saya sepuas ini, Mbak!” Gw mengecup
kening beliau dan membelai-belai rambut dan Tokednya yang terurai
panjang. Tak berapa lama kemudian kami pun terlelap saling berpelukan.
Entah sudah berapa lama gw terpejam, ketika gw merasakan sesuatu yang
merayap di atas perutku. Sesuatu yang hangat dan lembut. Perlahan gw
membuka mataku, ternyata Mbak Ayik tengah asyik menciumi, menjilati dan
melumat permukaan kulit perut sixpackku.
“Aahhh…, Mbak Ayik masih pengen nambah lagi?” desahku pelan.
Mbak Ayik tersenyum manja, “Habis…, kontol Pak Andika guede sih! Siapa
sih yang gak ketagihan ama kontol segede ini!”
“Ah, Mbak Ayik ini bisa aja!” gw hanya merem melek, menikmati tangan
beliau yang bermain main nakal di selangkanganku. Dengan lembut Beliau
membelai kejantananku dan mengurut-urutnya dengan jempol dan
telunjuknya. Terasa nikmat memang. Mbak Ayik bertambah antusias ketika
batang kontolku mulai membesar dan mengeras. Dan dengan rakus, Mbak Ayik
mulai menjilatinya, melumat dan mengocok kejantananku dengan mulut
mungilnya.
“Aaahhh…, aaahhh…, enak Mbak! Oohhh…!” gw hanya bisa mengerang keenakan.
“Hhhhmmm…., Pak Andika mau yang lebih enak lagi?” tanya Mbak Ayik
menggoda.
“Emang ada yang lebih nikmat, Mbak?”
“Coba Pak Andika berdiri!” gw menuruti perintah Mbak Ayik . Dengan
kondisi tubuhku masih telanjang bulat, gw berdiri di atas ranjang.
Sementara itu, Mbak Ayik yang berlutut di hadapanku tampak memandangi
batang kejantananku yang sudah berdiri mengangguk-angguk. Perlahan-lahan
Mbak Ayik meraihnya dan mengocoknya dengan lembut. Kukira beliau akan
memasukkan batang kontolku ke dalam mulutnya, tapi ternyata tidak.
Beliau ternyata malah menggosok-gosokkan batang kontolku di permukaan
Tokednya yang lembut.
“Oohhh…. yaaahhh! Enak banget Mbak!”
“Ini masih belum seberapa, Pak ! Coba Pak Andika rasakan yang ini…” Mbak
Ayik menggeser batang kontolku dan menyelipkannya di antara belahan
Tokednya. “Sekarang, coba ayunkan pantat Mas Andika !”
Gw menurut saja. Perlahan-lahan gw mengayunkan pantatku maju dan mundur,
sementara Mbak Ayik menekan-nekan Tokednya kencang sehingga batang
kontolku terasa terjepit-jepit diantara susunya yang kenyal.
“Oouuhhh…! Mbak Ayik memang benar-benar pandai memanjakan pria! Ini
benar-benar luar biasa, Mbak!” gw mendesah-desah nikmat. Susu Mbak Ayik
yang menekan-nekan kontolku membuat diriku serasa melayang. Lama juga
kami melakukan foreplay ini. Sampai akhirnya Mbak Ayik meminta gw untuk
segera menuntaskan permainan itu.
“Aahhh…, Pak Andika ! Mbak sudah kepengen banget nih!” rengek Mbak Ayik .
Beliau melepaskan jepitan susunya dan kemudian mengambil posisi seperti
orang sedang menungging. Meskipun gw masih belum begitu pengalaman,
namun gw sudah pernah melihat posisi seperti itu dalam film porno.
Perlahan-lahan gw membimbing kejantananku yang sudah berdiri keras ke
arah lubang kewanitaan Mbak Ayik yang menganga dari belakan. Mbak Ayik
tampak menggigit bibir sendiri ketika gw mulai menggesek-gesekkan ujung
kontolku di bibir memeknya.
“Ooouhhh…, ooohhh…! Cepetan masukin dong Pak !” rengek Mbak Ayik .
Pelan-pelan kutusukkan ujung kejantananku ke arah memek Mbak Ayik yang
memerah.
“Aahhhh…!” gw melenguh nikmat. Di usianya yang sudah tidak muda lagi,
tapi Mbak Ayik masih memiliki memiaw yang seret lagi keset. Jepitannya
masih terasa kuat, seolah-olah ingin meremukkan batang kontolku.
Terlebih ketika seluruh batang kontolku tertanam dan terhisap di dalam
rongga memiawnya. Sesaat gw membiarkan kontolku tertancap. Kemudian,
pelan tapi pasti gw mulai mengayunkan pantatku maju-mundur.
“Aaaahhhh…, yeaahhh….! Sodokanmu mantep banget Pak Andika , Ooohhh…!”
Mbak Ayik mengoceh tak karuan. Ah-uh-ah-uh, oh-yeh-oh-yeh! Beliau juga
hanya bisa meremas-remas seprei kusut itu saat gerakanku mulai cepat.
Lama juga kami bermain dalam posisi doggy itu, sampai akhirnya Mbak Ayik
terlihat sangat lelah.
“Aduh…, Oouhhh… kita istirahat dulu ya sayang! Ooohhh…!”
Gw mencabut kontolku, sedangkan Mbak Ayik terguling ke samping dan
terkapar dengan tubuh bersimbah keringat. Payudaranya yang montok tampak
naik turun seiring dengan deru nafasnya yang terengah-engah. Setelah
mengatur nafas beberapa saat, gwpun mulai melanjutkan aksiku.
Kubentangkan kaki Mbak Ayik ke samping lebar-lebar, kuangkat kaki
kanannya dan kuletakkan di atas bahuku. Perlahan-lahan kutarik pinggang
Mbak Ayik dan kuarahkan batang kontolku menuju liang surgawinya yang
menganga, dan sleeeep…!
Kembali kejantananku tertanam dalam lobang hangat itu.
“Aduuhh…, pelan-pelan dong sayang!” rintih Mbak Ayik .
Kembali gw ayunkan pantatku perlahan-lahan namun pasti. Mbak Ayik yang
berada di bawahku tampak kelojotan menikmati aksiku ini. Terlebih ketika
gw membercepat ayunanku dan menekan kuat-kuat batang kontolku ke dalam
rahimnya. Beliau hanya bisa mengerang nikmat sambil mencengkeram
kuat-kuat otot-otot lengan dan dadaku. Sambil terus bergerak maju
mundur, seskali gw meremas-remas, menjilat, dan menciumi Tokednya.
“Iyaah…aaghhh! Terus sayang…yahhh…yaahh…oouugghhh…. !” Mbak Ayik
mengoceh tak karuan. Namun gw tidak menghiraukannya. Gw terus memompa
tubuh seksinya dengan gerakan mengorek-ngorek lubang nikmat itu. Semakin
lama gerakanku semakin liar.
“Ooohh…, Pak ! Saya sudah nggak sanggup lagi…., Ooohhh…., saya mau
keluarrr….!”
Gw merasakan dinding-dinding memek Mbak Ayik mengerut dan
berdenyut-denyut, mencengkeram dan meremas-remas batang kontolku dari
dalam. Semakin lama kedutan memek Mbak Ayik semain cepat, hal yang sama
juga terjadi padaku. Batang kontolku sudah terasa ngilu dan
berdenyut-denyut. Sampai akhirnya…..
“Aaarrggghhh….! Gw keluar lagi Pak !” Mbak Ayik menjerit puas. Gw
semakin mempercepat gerakanku, mengoyak-ngoyak isi memek Mbak Ayik .
Namun sebelum sperma keluar, gw segera mencabut kontolku. Sambil
mengocoknya dengan tanganku, gw menyodorkan batang kontolku ke bibir
Mbak Ayik yang terbuka. Gw semakin mempercepat kocokan tanganku sampai
akhirnya….
“Aaaaggghh….aaaghh….aaaghhh…!”
Crot…crot…croottt! Cairan putih kental muncrat beberapa kali ke mulut
Mbak Ayik . Tanpa rasa jijik beliau menelan habis spermaku, kemudian
menjilati sisanya yang masih menempel di batang kontolku.
Seketika tubuhku lemas, tulang-tulangku seolah rontok. Dan gw pun
terkapar di sisi Mbak Ayik .
“Oh, Pak Andika benar-benar perkasa! Terima kasih ya Pak !” gw memeluk
tubuh Mbak Ayik dan mencium keningnya. Beliau tampak tersenyum puas
sambil meletakkan kepalanya di atas dadaku dan mengusap-usap bulu-bulu
halus di atasnya.
“Kalau saya berhasil jadi Pegawai Negeri, Mbak Ayik mau minta apa?”
tanyaku kemudian.
Mbak Ayik bangkit dan duduk bersimpuh di sampingku. “Saya tidak minta
apa-apa kok, Pak !” beliau tersenyum, “Pak Andika tidak perlu membelikan
saya apapun! Saya cuma minta ini…..” Mbak Ayik meraih kontolku yang
terkulai tak berdaya. Kemudian mengurut-urutnya dengan jemarinya yang
lentik.
“Maksud Mbak Ayik ?” tanyaku tidak mengerti.
“Kalau Pak Andika berhasil jadi PNS, saya cuma ingin Pak Andika
mengunjungi saya setiap seminggu dua sampai tiga kali, memberi saya
jatah untuk dient*t pakai punya Pak Andika yang besar dan panjang
ini…..” lanjut beliau sambil menjilati sisa-sisa sperma yang masih
lengket di batang kontolku.
“Ah, kalau itu sih gampang! Dengan senang hati saya akan selalu siap
melayani mbak!”
Mendengar jawabanku Mbak Ayik kegirangan. Dan beliau kembali menggugah
birahiku dengan memberikan kuluman dan kocokan di batang kontolku.
Beberapa minggu kemudian akhirnya gw benar-benar lolos menjadi PNS. Dan
setelah dilaksanakan pelantikan, gw memenuhi janjiku kepada Mbak Ayik .
Setiap kali ada kesempatan, gw selalu berkunjung ke tempat Mbak Ayik .
Tentu saja untuk memberinya kepuasan. Dan selama berhubungan dengannya,
beliau masih saja mengakui kejantananku dalam bermain cinta! Cerita
Ngentot Dukun Sexy kali ini demi cita citaku menjadi seorang PNS
klik disini untuk cerita dan video seks dewasa yang lain..
Comments
Post a Comment